Minggu, 10 Februari 2013

Lyrics Norah Jones - Don't Know Why


I waited 'til I saw the sun
I don't know why I didn't come
I left you by the house of fun
I don't know why I didn't come
I don't know why I didn't come

When I saw the break of day
I wished that I could fly away
Instead of kneeling in the sand
Catching teardrops in my hand

My heart is drenched in wine
But you'll be on my mind
Forever

Out across the endless sea
I would die in ecstasy
But I'll be a bag of bones
Driving down the road alone

My heart is drenched in wine
But you'll be on my mind
Forever

Something has to make you run
I don't know why I didn't come
I feel as empty as a drum
I don't know why I didn't come
I don't know why I didn't come
I don't know why I didn't come 

Lyrics Bondan Prakoso and Fade 2 Black- Not With Me


Titz
I'm walking up from my summers dreams again
try to thinking if you're alright
then I'm shattered by the shadows of your eyes
knowing you're still here by my side
*reff:
I can see you if you're not with me
I can say to my self if you're OKAY
I can feel you if you're not with me
I can reach you my self, you show me the way

life was never be so easy as it seems
'till you come and bring your love inside
no matter space and distance make it look so far
still I know you're still here by my side
back to *reff

Bondan:
yea..you've made me so alive ,you give the best for me..love and fantasy
yeah..and i never feel so lonely, coz you're always here with me..yeah..always here with me
back to *reff
I'm walking up from my summers dreams again
try to thinking if you're alright
then I'm shattered by the shadows of your eyes
knowing you're still here by my side

Landasan Teoritis



        1.          Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan sebagai alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan adanya keinginan pihak-pihak tertentu yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila dianalisa lebih lanjut, sehingga diperoleh informasi yang dapat mendukung kebijakan yang akan diambil. Laporan keuangan pada pokoknya merupakan laporan pertanggungjawaban direksi dalam satu periode tertentu atau hasil usaha periode tertentu atau hasil usaha perusahaan yang dipimpinnya.
Menurut Kasmir (2008:7) dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah: laporan yang menunjukkan kondisi keuangan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu (untuk laporan labarugi). Biasanya laporan keuangan dibuat per periode, misalnya tiga bulan, atau enam bulan untuk kepentingan internal perusahaan. Sementara untuk laporan lebih luas dilakukan satu tahun sekali.
Munawir (2007:5) dalam Analisa Laporan Keuangan yang dikutip dari Myer dalam bukunya Financial Statement Analysis mengatakan bahwa laporan keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar laba rugi. Pada waktu akhir-akhir ini sudah menjadi kebiasaan bagi perseroan-perseroan untuk menambahkan daftar ketiga yaitu daftar surplus atau daftar laba yang tak dibagikan (laba yang ditahan).
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) (2004:2) dalam Standar Akuntansi Keuangan menyebutkan bahwa laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan, yang meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
Harahap (2007:105) laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim dikenal adalah neraca atau laporan laba/rugi, atau hasil usaha, laporan arus kas, laporan perubahan posisi keuangan.
Mamduh (2003:12) laporan keuangan pada dasarnya ingin melaporkan kegiatan-kegiatan pendanaan, dan kegiatan operasional sekaligus sebagai evaluasi keberhasilan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan.
Menurut Weston dan Brigham (1999:279):
“ Laporan keuangan merupakan bagian dari laporan tahun. Laporan keungan melaporkan apa yang sesungguhnya terjadi atas laba atau deviden beberapa tahun lalu. Dimana laporan keuangan adalah perhitungan rugi laba, neraca, laba ditahan, laporan arus kas (laporan peredran dana). Laporan rugi laba adalah laporan yang mengikhtisarkan pendapatan dan beban perusahan selama suatu periode akuntansi. Neraca adalah laporan mengenai posisi keuangan perusahan pada saat tertentu. Perhitungan laba ditahan adalah perhitungan yang melaporkan seberapa bnyak laba perusahan yang dibayarkan sebagai dividen. Sedangkan laporan arus kas melaporkan dampak dari kegiatan operasi, investasi, dan pembiayaan perusahan terhadap arus kas selama satu periode akuntasi.”
Menurut Weston dan Copeland (1999:17), laporan keuangan atau financial statement (biasanya dalam bentuk neraca dan perhitungan rugi-laba) berisi informasi tentang prestasi perusahaan dimasa lampau dan dapat memberikan petunjuk untuk penepatan kebijakan dimasa yang akan datang.
Menurut Husnan dan Pudjiastiti (1996:65-66):
“Laporan keuangan terdiri dari dua laporan utama yaitu: neraca dan laporan rugi laba. Neraca menunjukan posisi kekayaan perusahaan, kewajiban keuangan dan modal perusahaan sendiri pada waktu tertentu. Laporan rugi laba yang diperoleh dalam perusahaan dalam periode waktu tertentu.”
Menurut Jusup (2005:3):
“Laporan Keuangan tidak dapat dipisahkan dari proses akuntansi yaitu : seni daripada pencatatan, penggolongan dan peringkasan peristiwa,peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat keuangan dengan cara setepat-tepatnya dan dengan petunjuk atau dinyatakan dalam uang serta penafsiran terhadap hal-hal yang timbul daripadanya.”
Analisa atas laporan keuangan pada hakekatnya adalah untuk mengadakan penilaian atas keadaan keuangan atau posisi keuangan perusahaan pada suatu saat dan perubahan posisi keuangan atau kemajuan-kemajuan suatu perusahaan melalui laporan keuangan yang bersangkutan.
2.         Tujuan Laporan Keuangan
Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak intern maupun pihak ekstern yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan.
Kasmir (2008:10-11), tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan yaitu:
1.    Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini;
2.    Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini;
3.    Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu;
4.    Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu;
5.    Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan;
6.    Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode;
7.    Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan;
8.    Informasi keuangan lainnya.
Standar Akuntansi Keuangan (2004:4), tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1.    Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan  posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2.    Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang dilakukan manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.


3.         Bentuk Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari maksud dan tujuan pembuatan laporan keuangan tersebut. Masing-masing laporan keuangan memiliki arti sendiri dalam melihat kondisi keuangan perusahaan, baik secara bagian, maupun secara keseluruhan.
Prastowo dan Juliaty (2002 : 16) ada dua bentuk laporan keuangan (utama) yang umumnya dibuat oleh perusahaan, yaitu :

1.    Neraca
Neraca adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan (aktiva, kewajiban dan ekuitas) perusahaan pada saat tertentu.
2.    Laporan Laba/Rugi
Laporan laba/rugi adalah laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai kemampuan (potensi) perusahaan dalam menghasilkan laba (kinerja) selama periode tertentu.
Kasmir (2008:28-30) dalam praktiknya, secara umum ada lima macam jenis laporan keuangan yang bisa disusun, yaitu:
1.    Neraca
Neraca (balance sheet) merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Arti dari posisi keuangan dimaksudkan adalah posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan.
2.    Laporan labarugi
Laporan labarugi (income statement) merupakan laporan keuangan yang menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu.
3.    Laporan perubahan modal
Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Laporan ini jarang dibuat bila tidak terjadi perubahan modal.
4.    Laporan arus kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas.
5.    Laporan catatan atas laporan keuanagan
Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu.
4.         Sifat Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2008:11-12) dalam penyusunan laporan keuangan didasarkan kepada sifat laporan keuangan itu sendiri. Dalam praktiknya sifat laporan keuangan dibuat bersifat historis dan menyeluruh. Bersifat historis artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun dari masa lalu atau masa yang sudah lewat dari masa sekarang. Kemudian, bersifat menyeluruh maksudnya laporan keuangan dibuat selengkap mungkin. Artinya laporan keuangan disusun sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Menurut Munawir (2002:6) laporan keuangan itu terdiri dari data-data yang merupakan hasil kombinasi antara:
                       1.     Fakta yang telah dicatat (recorded fact)
Laporan yang dibuat berdasarkan kenyataan yang sebenarnya atau fakta dari catatan akuntansi, misalnya: jumlah kas, jumlah persediaan, jumlah piutang, jumlah utang maupun aktiva tetap perusahaan.
                       2.     Prinsip dan kebiasaan dalam akuntansi (accounting convention and postulate)
Data yang dicatat dalam laporan keuangan didasarkan kepada prosedur atau anggapan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi.
3.  Pendapatan pribadi (personal judgment)
Pencatatan akuntansi dalam laporan keuangan tergantung dari kemampuan para pembuatnya yang kemudian dikombinasikan dengan fakta serta dalil-dalil akuntansi yang disetujui.

5.         Keterbatasan Laporan Keuangan
Penyusunan laporan keuangan tidak terlepas dari pendapat pribadi, baik oleh manajemen maupun akuntan. Dasar penyusunan dengan standar nilai yang berbeda-beda akan menyebabkan nilainya akan berbeda pula.
Kasmir (2008:16) beberapa keterbatasan laporan keuangan yang dimiliki perusahaan menurut:
1.        Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan historis, dimana data-data yang diambil dari data masa lalu.
2.        Laporan keuangan dibuat umum, artinya untuk semua orang, bukan hanya untuk pihak tertentu saja.
3.        Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran dan pertimbangan tertentu.
4.        Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi situasi ketidakpastian.
5.        Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang ekonomi dalam memandang peristiwa yang terjadi bukan kepada sifat formalnya.
6.         Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melakukan penilaian terhadap sesuatu dengan menggunakan berbagai metode dan standarisasi. Begitu juga untuk penilaian suatu perusahaan, kita dapat melakukan penilaian dengan berbagai metode, salah satu metode yang dikenal adalah analisis rasio.
Menurut Van Horne (2005:133) rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi  dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.
Harahap (2007 : 297) rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini kita dapat menilai secara cepat hubungan antara pos tadi dan dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga kita dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian.
Sugiono (2009 : 64) yang dimaksud dengan analisis rasio adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antar unsur-unsur dalam laporan keuangan. Hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana.
Umumnya rasio yang dikenal dan populer adalah : rasio likuiditas, solvabilitas, rentabilitas. Namun sebenarnya banyak lagi rasio yang dapat dihitung dari laporan keuangan yang dapat memberikan informasi bagi analis, misalnya rasio leverage, produktivitas, rasio pasar modal, rasio pertumbuhan, dan sebagainya.
Menurut J. Fred Weston dalam buku Kasmir (2008:106-107), bentuk-bentuk rasio keuangan adalah sebagai berikut:
1.         Rasio likuiditas (liquidity ratio)
-          Rasio lancer (current ratio)
-          Rasio sangat lancer (quick ratio atau acid test ratio)
2.         Rasio solvabilitas (laverage ratio)
-          Total utang dibandingkan dengan total aktiva atau rasio utang (debt ratio)
-          Jumlah kali perolehan bunga (times interest earned)
-          Lingkup biaya tetap ( fixed charge coverage)
-          Lingkup arus kas (cash flow coverage)
3.         Rasio Aktivity (activity ratio)
-          Perputaran sediaan ( inventory turn over)
-          Rata–rata jangka waktu penagihan/perputaran piutang (average collection period)
-          Perputaran aktiva tetap (fixed assets turn over)
-          Perputaran total aktiva (total assets turn over)
4.         Rasio profitabilitas (profitability ratio)
-          Margin laba penjualan (profit margin on sales)
-          Daya laba dasar ( basic earning power)
-          Hasil pengembalian total aktiva (return on total assets)
-          Hasil pengembalian ekuitas (return on total equity)
5.         Rasio pertumbuhan (growth ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya.
-          Pertumbuhan
-          Pertumbuhan laba bersih
-          Pertumbuhan pendapat persaham
-          Pertumbuhan divided persaham
6.         Rasio penilaian (valuation ratio), yaitu rasio yang memberikan ukuran kemampuan manejemen dalam menciptakan nilai pasar usahanya diatas biaya investasi.
-          Rasio bunga saham terhadap pendapatan
-          Rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku

Menurut James C. Van Horne dalam buku Kasmir (2008: 107-108), jenis rasio dibagi menjadi sebagai berikut:
1.         Rasio likuiditas (liquidity ratio)
-          Rasio lancar (current ratio)
-          Rasio sangat lancar (quick ratio atau acid test ratio)
2.         Rasio pengungkit (laverage ratio)
-          Total utang terhadap ekuitas
-          Total utang terhadap total aktiva
3.         Rasio pencakupan (coverage ratio)
-          Bunga penutup
4.         Rasio aktivitas (activity ratio)
-          Perputaran piutang (receivable turn over)
-          Rata-rata penagihan piutang (average collection period)
-          Perputaran sediaan (inventory turn over)
-          Perputaran total aktiva (total assets turn over)
-           
5.         Rasio profitabilitas (profitability ratio)
-          Margin laba bersih
-          Pengembalian investasi
-          Pengembalian ekuitas
J. Fred Weston dalam buku Sugiono (2009 : 67 - 68), rasio-rasio keuangan dikelompokkan sebagai berikut :
1)        Rasio Likuiditas, bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
2)        Rasio Leverage, bertujuan mengukur seberapa jauh kebutuhan keuangan perusahaan dibiayai dengan dana pinjaman.
3)        Rasio Aktivitas, bertujuan mengukur efektivitas perusahaan dalam mengoperasikan dana.
4)        Rasio Profitabilitas, bertujuan mengukur efektivitas manajemen yang tercermin pada imbalan hasil dari investasi melalui kegiatan penjualan.
5)        Rasio Pertumbuhan, bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kedudukannya dalam pertumbuhan perekonomian dan dalam industri.
6)        Rasio Penilaian, bertujuan mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan karena rasio ini merupakan pencerminan dari rasio risiko dan rasio imbalan hasil.
7.         Rasio Likuiditas
Menurut Fred Weston dalam bukunya Kasmir (2008:110) rasio likuiditas menyangkut likuiditas perusahaan apakah perusahaan mampu memenuhi kewajiban financial jangka pendek karena rasio likuiditas akan menentukan apakah sebuah perusahaan likuid atau tidak. Rasio likuiditas terdiri dari :
a.         Current Ratio
Menurut Husnan (1998:562) current ratio mengukur seberapa jauh aktiva lancar perusahaan bisa dipakai untuk memenuhi kewajiban lancarnya, rasio ini merupakan hasil perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban (utang) lancar.
Menurut Weston dan Copeland (1999:226):
”Aktiva lancar terdiri dari kas, surat berharga, piutang dagang, wesel bayar jangka panjang, hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun, pajak penghasilan yang terhutang dan beban-beban lain yang terhutang (terutama gaji dan upah)”
b.         Cash Ratio
Menurut Sartono (1997:121), kas ditambah dengan efek-efek merupakan alat likuid yang paling diprcaya. Bertambah tinggi cash ratio berarti jumlah uang tunai yang tersedia semakin besar, sehingga pelunasan hutang pada saat itu tidak akan mengalami kesulitan, tetapi bila terlalu tinggi akan mengurangi potensi untuk mempertinggi rate of return.
c.         Quick Ratio
Menurut Sawir (2005:10), persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang tingkat likuiditasnya rendah, sering menggalami fluktuasi harga, dan unsur aktiva lancar ini sering menimbulkan kerugian jika terjadi likuidasi. Jadi rasio cepat lebih baik dalam mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
8.         Rasio Leverage
Sudarmo dan Basa (1995:227), membagi analisis laverage menjadi dua bagian, yaitu:
1.         Operating Laverage yaitu keadaan yang terjadi pada saat perusahaan memiliki biaya yang harus ditanggung pada unit yang dihasilkan.
2.         Financial Laverage yaitu penggunaan dana dengan beban tetap dengan harapan untuk menambah atau memperbesar pendapatan per lembar saham biasa.
Menurut Weston dan Brigham (1999:299), tingkat penggunaan utang sebagai sumber pembiayaan perusahaan disebut laverage keuangan, menyiratkan tiga hal penting, yaitu :
1.         Dengan menaikan dana melalui utang, pemilik dapat mempertahankan pengendalian atas perusahaan dengan investasi yang terbatas.
2.         Kreditur mensyaratkan adanya ekuitas atau dana yang disediakan oleh pemilik (owner supplied fund) sebagai marjin pengaman; jika pemilik dana hanya menyediakan sebagian sebagian kecil dari pembiayaan total, resiko perusahaan dipikul terutama oleh krediturnya.
3.         Jika perusahaan memperoleh tingkat laba yang lebih tinggi atas dana pinjamannya, dari  pada tingkat bunga yang dibayarkan atas dana tersebut, maka pengendalian atas modal pemilik diperbesar.

Menurut Weston dan Brigham (1999:117), rasio ini mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan. Rasio laverage antara lain :
a.         Debt Ratio
Menurut Fakhrudin dan Hadianto (2001:61), rasio ini digunakan untuk mengukur sejumlah aktiva perusahaan yang dibiayai utang atau modal yang berasal dari kreditur. Rasio ini merupakan hasil perbandingan antara total utang dan total aktiva. Dimana semakin besar rasio ini, maka semakin besar pula resiko yang dihadapi oleh perusahaan.
b.         Debt To Equity Ratio
Rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibelanjai oleh pihak kreditur. Makin tinggi rasio ini berarti, semakin besar dana yang diambil dari luar. Rasio ini merupakan perbandingan antara total utang dengan modal sendiri.

9.         Rasio aktivitas
Menurut Fakhrudin dan Hadianto (2001:62-64) rasio ini biasanya disebut sebagai ”hasil pengembalian atas total aktiva”, rasio ini mencoba mengukur aktivitas pemakaian total sumber daya oleh perusahaan. Analisis keuangan berkepentingan dengan rasio ini yaitu, mengetahui seberapa besar efisiensi investasi pada beberapa aktiva. Artinya sejauh mana sumber daya organisasi telah dimanfaatkan secara optimal.
Menurut Riyanto (1995:254), rasio aktivitas digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar efektifitas perusahaan dalam mengerjakan sumberdananya.
Rasio manajemen aktiva dan investasi sangat berguna untuk mengetahui seberapa efektif menggunakan sumber-sumber dan sebagaimana yang telah digariskan perusahaan. Dapat menggunakan rasio manajemen aktiva dan investasi suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau aset yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut (Overating Asset).
Rasio aktivitas menurut  Kasmir (2008:175-187) antara lain :
a.         Periode Pengumpulan Piutang (Average Collection Periode).
Menunjukan rata-rata hari yang diperlukan untuk mengubah piutang menjadi kas. Biasanya ditentukan dengan rasio-rasio penjualan harian. Terlalu tinnginya rasio ini berarti kebijakan kredit terlalu liberal yang dapat menimbulkan bed debt dan investasi dalam piutang menjadi terlalu rendah.
b.         Perputaran Piutang (Receiveable Turnover).
Untuk mengitung berapa kali dana yang tertanam dalam piutang perusaahn berputar dalam setahun. Rasio ini merupakan hasil perbandingan antara penjualan dengan piutang.
c.         Perputaran Persediaan (Inventory Turnover).
Rasio ini berguna untuk menghitung berapa kali dana yang tertanam dalam persediaan-persediaan perusahaan berputar dalam setahun. Rasio merupakan hasil perbandingan antara harga pokok penjualan dan rata-rata persediaan. Perputaran persediaan yang semakin tinggi menjadi semakin efisien, namun perputaran yang terlalu tinggi juga tidak terlalu baik. Inventory turn over yang terlalu tinggi menunjukan perusahaan tidak menyimpan persediaan dalam jumlah yang berlebihan.
d.        Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover).
Rasio ini menunjukkan bagaimana perusahaan menggunakan aktiva tetapnya seperti gedung, kendaraan, mesin-mesin, perlengkapan kantor. Rasio ini merupakan hasil perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap.
e.         Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turnover).
Rasio ini merupakan hasil perbandingan antara penjualan dengan total aktiva. Rasio ini menunjukan bagaimana efektivitas perusahaan menggunakan selutuh aktiva untuk menciptakan penjualan dan pendapatan laba. Kalau perputarannya lambat, ini menunjukan bahwa aktiva yang dimiliki terlalu besar dibandingkan dengan kemampuan untuk menjual.
10.     Rasio profitabilitas
Menurut Kasmir (2008:196) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu, profitabilitas digunakan untuk mengukur efisiensi kegunaan modal dalam suatu perusahaan dengan membandingkan antara modal dan laba dalam operasi. Bagi perusahaan masalah profitabilitas lebih penting dari masalah keuangan, karena keuntungan yang besar tidak menjamin atau bukan merupakan ukuran bahwa perusahaan tersebut telah bekerja dengan efisien. Rasio profitabilitas ada dua macam yaitu rasio profitabilitas yang menunjukan keuntungan sehubungan dengan investasi dan rasio profitabilitas dalam hubungannya dengan penjualan. Rasio profitabilitas menurut Kasmir antara lain :
a.         Gross Profit Margin
Rasio ini dipengaruhi oleh penjualan dan biaya operasi. Rasio yang rendah bisa disebabkan penjualan turun lebih besar dari turunnya ongkos, dan sebaliknya setiap perusahaan berkepentingan terhadap profit margin  yang tinggi. Rasio ini menunjukan perbandingan antara laba kotor dengan penjualan.
b.         Operating Profit Margin
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat laba operasi dibandingkan dengan volume penjualan.
c.         Net Profit Margin
Rasio ini digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan dengan volume penjualan.
d.        Return On Investment (ROI)
Rasio ini menunjukan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Rasio merupakan hasil perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva.
e.         Return On Equity (ROE)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang semakin besar maka rasio ini juga akan semakin besar. Rasio ini merupakan perbandingan antara laba bersih dengan modal sendiri.

11.     Analisis Perbandingan Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2008:72) analisis perbandingan laporan keuangan dapat dilakukan dengan dua model, yaitu analisis horizontal atau analisis dinamis dan analisis vertical atau statis. Dalam analisis horizontal yang dibandingkan adalah laporan keuangan untuk beberapa periode, sedangkan analisis vertical adalah jika kita hanya membandingkan satu pos dengan pos yang lain dalam satu laporan keuangan dan hanya meliputi satu periode laporan keuangan.
Ada beberapa keuntungan yang diperoleh dari analisis horizontal jika dibandingkan dengan analisis vertical. Dalam analisis horizontal, kita akan tahu terjadinya perubahan-perubahan terhadap komponen laporan keuangan dari periode-periode lain. Misalnya kenaikan atau penurunan komponen-komponen yang ada di laporan keuangan. Sementara, dalam analisis statis hal tersebut tidak terlihat. Kemudian, laporan analisis horizontal akan mempermudah kita untuk mengambil keputusan hal-hal apa saja yang perlu dilakukan, sehubungan dengan apa yang terjadi.
Menurut Kasmir (2008:73) perubahan dalam laporan keuangan neraca untuk suatu periode dapat disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya:
1.      Adanya perolehan aktiva baru
2.      Adanya pengurangan aktiva seperti pelunasan utang piutang
3.      Berubahnya bentuk aktiva dari tetap ke lancar
4.      Adanya perubahan yang diakibatkan oleh laba-rugi perusahaan tergambar dari penghasilan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan
5.      Adanya penambahan atau pengurangan modal
6.      Perubahan lainnya.
Agar analisi perbandingan laporan keuangan dapat dilakukan dengan baik, maka perlu dibuatkan kolom-kolom terlebih dulu. Tujuannya adalah agar lebih mudah untuk melihat dan membandingkan satu sama lainnya. Bentuk kolom-kolom dalam analisis perbandingan secara horizontal dapat dilakukan dengan berbagai cara.


Diberdayakan oleh Blogger.
 
Purna Ismail Design by: Yanmie at Permata Hatiku Blinking Hello Kitty Angel