Sabtu, 16 Juni 2012

GAP MANAGEMENT



I. DEFINISI DAN TUJUAN

Gap adalah selisih atau perbedaan antara Rate Sensitive Asset (RSA) dan Rate Sensitive Liabilities (RSL).

Tujuannya : mempersempit kesenjangan antara RSA dan RSL, karena gap antara RSA dan RSL akan berdampak pada net interest margin.

Gap Management adalah :
1.      Pengaturan gap karena adanya kenaikan dan penurunan asset yield dan liability cost rates yang dipengaruhi oleh naik turunnya market rates yang pada gilirannya akan mempengaruhi pendapatan.
2.      Pengaturan gap yang disebabkan oleh tingkat sensitivitas dari masing-masing pos aset maupun masing-masing pos liabilities yang berbeda-beda.

Gap management sangat penting karena saat ini perbankan berhadapan dengan volatilitas suku bunga yang tinggi (interest rate risk). Resiko suku bunga adalah suatu resiko yang tidak dapat dihindari dan merupakan suatu masalah yang harus dicarikan solusinya sehingga resiko kerugian bisa diminimalisir. Oleh sebab itu, manajemen sangta membutuhkan suatu sistem yang berfungsi untuk memonitoring dan mengontrol pergerakan suku bunga yang sensitif.

II. CARA MEMPERSEMPIT GAP
 a.    Duration Analysis, yaitu analisis terhadap periode (jangka waktu) antara rate sensitive assets dengan rate sensitive liabilities.
 b.    Melakukan hedging :
·                                 Transaksi interest rate swap
·                                 Transaksi Options
·                                 Future Financial Market atau Kontrak Berjangka
·                                 Forward dengan menggunakan Future Rate Agreement

III. PENGGOLONGAN ASSETS
a. Sensitives Assets
penggolongan aset dengan jangka waktu penempatan yang relatif pendek. Akibatnya perubahan suku bunga berpengaruh langsung pada kelompok aset ini. Bila penempatan aset lebih dari satu tahun dan menggunakan fixed rate, maka dikelompokkan ke dalam Fixed Rate Asset.
Rate sensitive assets, misalnya adalah :
1)      Secondary Reserve : Call Money Placement, Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Saham/obligasi
2)      Short-term Loan, yaitu kredit yang diberikan dengan jangka waktu kurang dari 1 tahun seperti Kredit Modal kerja (KMK), atau kredit cerukan untuk menutup saldo rekening nasabah yang kalah clearing.

b. Fixed Rate Assets, terdiri atas :
1)      Long-term Loan, yaitu kredit yang diberikan dengan jangka waktu lebih dari 1 tahun. Misalnya Kredit Investasi.
2)      Investment/Participation, yaitu penyerahan baik langsung atau tidak langsung, dimana surat berharga dalam investasi ini tidak untuk diperdagangkan, tetapi digunaka untuk tujuan investasi jangka panjang.


IV. PENGELOMPOKKAN BANK LIABILITIES

Penggolongannya didasarkan atas krtiteria penarikan dan jangka waktu (maksimal 1 tahun).

a. Variable Rate Liabilities
Diantaranya : Giro, Demand On Call (DOC), Tabungan, Simpanan berjangka sampai dengan 12 bulan, Kewajiban segera lainnya, Call Money atau SBPU

b. Fixed Rate Liabilities, terdiri atas :
- Simpanan berjangka lebih dari 12 bulan
- Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI)
- Dana sendiri

Catatan :
Penetapan atas bunga yang wajar dapat dilakukan dengan cara sbb :
1)      Interest differential approach
2)      Real interest rate approach
3)      Open market approach
4)      Pasar, yaitu tingkat bunga yang ditawarkan oleh bank lain
5)      Kebutuhan bank akan dana

Interest differential approach
Pendekatan dengan menggunakan perbandingan suku bunga yang berlaku di dalam dan di luar negeri.

Contoh :
USD Libor 3 bulan                      : 3,37%
Perkiraan depresiasi Rp/USD      : 4,48%
Jumlah                                          : 7,85%
Margin (asumsi)                           : 2,00%
Jumlah                                          : 9,85%
Pajak 15%                                    : 1,74%
Tingkat bunga                              : 11,59%


Real interest rate approach
Pendekatan ini menggunakan tingkat inflasi dan Gross Domestic Product (GDP) yang menunjukkan penurunan/panguatan nilai uang dan kegairahan/kelesuan investasi di suatu negara.

Contoh :
Jika tingkat inflasi suatu negara adalah 6,75% dan tingkat GDPnya 5,50% maka besarnya tingkat bunga wajar adalah 11,25%.

Open market approach
Yaitu penetapan suku bunga dengan menggunakan pendekatan yang mengacu kepada suku bunga deposito yang berada diantara SBI rate dengan SBPU rate.

Contoh :

Jangka Waktu
SBI rate
SBPU rate
Suku Bunga Deposito Yang Wajar
1 bulan
10,50 – 11,00
11,50 – 12,00
+ 11,25%
3 bulan
10,00 – 11,50
12,00 – 12,50
+ 11,50%
6 bulan
11,50
12,25 – 12,75
+ 12,00%
12 bulan
11,50
12,25 – 12,75
+ 12,00%


V. POSISI GAP

a. Posisi Zero Gap
Terjadi bila jumlah (dalam uang) aktiva yang mengandung unsur² sensitif terhadap perubahan suku bunga sama dengan jumlah pasiva yang sensitif terhadap perubahan suku bunga

RSA/RSL = 1


b. Posisi Positive Gap
Terjadi bila jumlah (dalam uang) aktiva yang mengandung unsur² sensitif terhadap perubahan suku bunga lebih besar dari jumlah pasiva yang sensitif terhadap perubahan suku bunga

RSA/RSL > 1

c. Posisi Negative Gap

Terjadi bila jumlah (dalam uang) aktiva yang mengandung unsur² sensitif terhadap perubahan suku bunga lebih kecil dari jumlah pasiva yang sensitif terhadap perubahan suku bunga

RSA/RSL < 1



VI. DAMPAK SUKU BUNGA TERHADAP PENDAPATAN

Trend suku bunga dan dampaknya terhadap pendapatan bunga

Posisi Trend
Suku Bunga
Pendapatan
Zero Gap
Naik
Tetap
Turun
Tetap
Positive Gap
Naik
Naik
Turun
Turun
Negative Gap
Naik
Turun
Turun
Naik

Pada zero gap, naik turunnya suku bunga tidak berdampak pada pendapatan bank.


VII. HAMBATAN DALAM MELAKUKAN GAP STRATEGY
 a.    Sulit melakukan matching antara struktur interest sensitive asset dengan interest sensitive liabilities, karena kebijakan bank sulit untuk tidak memenuhi keinginan nasabah.
Bila suku bunga  naik, bank akan menerapkan positive gap strategy dengan cara : meningkatkan rate sensitive assets dan mengurangi rate sensitive liabilities atau kombinasi keduanya.
Sedangkan cara menetapkan posisi gap adalah dengan cara menstimulir Borrower atau debitur untuk membayar bunga dengan floating rate, sedangkan suku bunga deposito berjangka adalah fixed rate.

 b.    Gap management mengandung permasalahan yang sangat komplek, hal ini disebabkan adanya interaksi antara interest rate risk dengan credit risk atau default risk.
Ini hanya bisa dilakukan bila bank berhasil menetapkan positive gap dengan membebankan floating rate pada debitur ketika suku bunga meningkat.

IX. MENENTUKAN BREAK EVEN ANALYSIS DALAM RANGKA MEMAKSIMUMKAN RETURN


a. Breakeven Analysis

Contoh :
Jika investor memiliki kelebihan dana kas selama 6 bulan.
Alternatif penempatan dana yang dapat dilakukan adalah sbb :
a. Langsung selama 6 bulan
b. 1 bulan dan roll-over untuk 5 bulan berikutnya
c. 3 bulan dan roll-over untu 2 bulan berikutnya

Tingkat bunga yang berlaku pada saat itu adalah :
1 bulan : 7,50% p.a
3 bulan : 7,625% p.a
6 bulan : 8,00% p.a

 Menempatkan langsung selama 6 bulan, maka akan diperoleh tingkat bunga 8,00%

Alternatif A :

Breakeven bila menempatkan dana yang berjangka waktu 6 bulan dengan cara ditempatkan 1 bulan dan di roll-over untuk 5 bulan berikutnya, langsung selama 6 bulan, maka akan diperoleh tingkat bunga 8,00%



Dengan demikian, jika suku bunga selama 5 bulan di atas 8,049%, ini berarti pemilik dana akan menghasilkan return tambahan. Namun bila terjadi sebaliknya, maka akan terjadi pengurangan return tambahan atas dana yang ditampatkan tersebut.

Alternatif B :





b. Gapping Strategies

Breakeven Analysis dapat juga digunakan untuk melakukan gapping strategies dalam memaksimalkan return, dengan cara pemberian kredit selama jangka waktu tertentu sementara sumber dananya dipenuhi dari berbagai jangka waktu.

CONTOH :
Bank ABC mempunyai loan 6 bulan dengan suku bunga 8,625 per tahun.
Funding dana ini sangat tergantung pada proyeksi suku bunga yang akan datang.

Alternatif funding dapat dilakukan dengan cara sbb :
1.      Pinjam untuk 6 bulan langsung
2.      Pinjam kurang dari 6 bulan, misalnya :
  1. Pinjam 1 bulan, sisanya 5 bulan
  2. Pinjam 2 bulan, sisanya 4 bulan
  3. Pinjam 3 bulan, sisanya 3 bulan

Tingkat suku bunga yang berlaku di pasar uang Antar Bank (PUAB) adalah :

Jangka waktu
Bid (%)
Offer (%)



1 bulan
7,375   -
7,50    
2  bulan
7,50     -
7,625  
3 bulan
7,625   -
7,75    
4 bulan
7,75     -
7,875 
5 bulan
7,875  -
8,00   
6 bulan
8,00    -
8,125   

Catatan :
Bid rate : tingkat bunga dimana quoting bank (price maker) bersedia menerima simpanan dari bank atau pihak lain.
Offer rate : tingkat bunga dimana quoting bank (price maker) bersedia meminjamkan simpanan dari bank atau pihak lain.

Bila Bank ABC membutuhkan dana (borrow) dari market, maka akan dikenakan suku bunga offer, Jadi bila melakukan funding langsung 6 bulan, maka bunga yang harus ditanggung adalah 8,125%


Pertanyaan : Hitung Break Even masing-masing funding jika pinjaman tidak dilakukan selama 6 bulan yaitu 1, 2, dan 3 bulan.

Break even rate alternatif A (1 bulan pinjaman)




BE = 8,20%

Kesimpulan :
Bila Bank ABC yakin bahwa setelah 1 bulan, suku bunga 5 bulan berada di bawah 8,20%, maka akan lebih menguntungkan dari pada pinjam langsung selama 6 bulan.




Break even rate alternatif B (2 bulan pinjaman)



BE = 8,27%

Kesimpulan :
Bila Bank ABC yakin bahwa setelah 2 bulan, suku bunga 5 bulan akan turun lebih rendah dari  8,27%, maka akan lebih menguntungkan jika pinjam langsung selama 6 bulan.

Break even rate alternatif C (3 bulan pinjaman)



BE = 8,34%

Kesimpulan :
Bila Bank ABC yakin bahwa setelah 2 bulan, suku bunga 5 bulan akan mengalami penurunan lebih rendah dari  8,34%, maka akan lebih baik tidak meminjam langsung selama selama 6 bulan.

Akan tetapi bila diproyeksikan tingkat bunga akan lebih tinggi pada bulan-bulan berikutnya, maka sebaiknya pinjam langsung untuk jangka waktu yang sama dengan loan yang diberikan kepada nasabahnya, yaitu 6 bulan.







X. CASE GAP

Gap management dan pengaruh interest rate sensitivity  terhadap performance. Contoh kasus atas gap.
Diketahui data neraca bank ABC sebagai berikut :

Aktiva (Pos-Pos)
Jumlah (Rp)
Rate
Share (%)
RSA (call money, SBI, SBPU, dll)
600.000
14%
60
Fixed rate assets
300.000
19%
30
Non Earning Assets
100.000
0%
10
Total
1.000.000
14,1%*
100




RSL (Giro, DOC, Tab, TD, CD)
700.000
11%
70
Fixed rate liabilities
120.000
13%
12
Non interest bearing liabilities
100.000
0%
10
Capital
80.000
0%
8
Total
1.000.000
9,26%*
100
Catatan :
*Weight average cost/return

Berdasarkan data di atas, hitunglah :
  1. Net interest income
  2. Net interest margin
  3. Posisi gap

Net interest income :
Interest income :               14% x 600.000 = 84.000
                                          19% x 300.000 = 57.000
                                            0% x 80.000   = 0
                                         Jumlah                                         = 141.000



Total interest income
Interest cost   :                   11% x 700.000 = 77.000
                                          13% x 120.000  = 15.000
                                           total interest cost                        = 92.600
Net Interest Income                                                               = 48.400


Net interest margin = (48.400/900.000) x 1005 = 5,38%


GAP = RSA – RSL
         = 600.000 – 700.000
         = - 100.000

Berdasaran hasil perhitungan di atas, ternyata RSA lebih kecil  dibanding RSL (-70.000). Ini berarti Posisi Gap dalam kondisi negatif.

KONDISI I :
Misalnya terjadi interest rate shock, hal itu menyebabkan kenaikan tingkat bunga di pasar. Dengan demikian baik interest rate untuk sensitive assets dan liabilities naik sebesar 200 basis point (2%).

Berdasarkan kondisi tersebut akan mempengaruhi net interest income, net interest margin sbb :
Net Interest Income :
Interest income :               16% x 600.000 = 96.000
                                          19% x 300.000 = 57.000
                                             0% x 80.000  =     0

Total ineterst income                                                         = 153.000

Interest cost :                    13% x 700.000 = 91.000
                                          13% x 120.000 = 15.6000

Total interest cost :                                                            =  106.000
Net Interest Income                                                           =     46.400

Net interest margin = (46.400/900.000) x 1005 = 5,16%

Berdasarkan perhitungan di atas, dengan adanya kenaikan suku bunga mengakibatkan terjadinya penurunan net interest income, semula Rp48.400 turun menjadi Rp46.400  penurunan pendapatan disebabkan oleh Posisi gap yang Negatif.
KONDISI II :

Karena adanya kenaikan suku bunga sebagaimana yang terjadi pada kondisi di atas, amaka manajemen memutuskan untuk melakukan portfolio adjustment sbb :

  • RSA naik menjadi 700.000
  • Non earning assets  turun 50.000
  • Fixed rate assets turun menjadi 250.000

Berdasarkan kebijakan sesuai dengan data di atas, maka akan berpengaruh pada posisi gap dan net interest income menjadi sbb :

Gap = 700.000 – 700.000 = 0

Net interest income :
Interest income :            16% x 700.000 = 112.000
                                       19% x 250.000 = 47.500
                                         0% x 80.000   = 0

                       Total interest income                                = 159.500

Interest cost : 13% x 700.000 = 91.000
                      13% x  120.000 = 15.600
Total interest cost                                                            = 106.600
Net Interest Income                                                          =  52.900

Net interest margin = (52.900/950.000) x 100% = 5,57%

Dengan danya perubahan strategi gap tersebut, mengakibatkan posisi gap menjadi 0, karena RSA dibanding RSL = 1, sedangkan net ineterst income naik menjadi Rp52.900,-

KONDISI III :

Terjadi perubahan sebagai akibat perubahan suku bunga menyebabkan market forces counter  balance menjadi :
RSL naik menjadi 770.000
Non interest bearing liabilities turun 50.000
Fixed rate liablities turun menjadi 100.000

Perubahan komposisi tersebut di atas akan berpengaruh terhadap posisi gap dan net interest income menjadi :

GAP = 700.000 – 770.000 = - 70.000

Net interest income :
Interest income :            16% x 700.000 = 112.000
                                       19% x 250.000 = 47.500
                                         0% x 80.000   = 0

                       Total interest income                                = 159.500

Interest cost : 13% x 700.000 = 91.000
                      13% x  100.000 = 13.000
Total interest cost                                                            = 113.100
Net Interest Income                                                          =  46.400

Net interest margin = (46.400/950.000) x 100% = 4,88%

2 komentar:

Rey mengatakan...

Selamat malam, saya ingin bertanya di bagian perhitungan Break Even. Di bagian kesimpulan , ketika suku bunga berada di bawah BE=8,20% maka lebih menguntungkan dari pada pinjam langsung selama 6 bulan. Kemudian, ketika suku bunga 5 bulan akan turun lebih rendah dari 8,27%, maka akan lebih menguntungkan jika pinjam langsung slma 6 bulan. Dan , ketika suku bunga 5 bln akan mengalami penurunan lebih rendah dari 8,34% maka akan lebih baik tidak meminjam langsung slama 6 bln. Pertanyaannya, kok kesimpulannya beda-beda, sedangkan suku bunga yang akan ditanggung jika melakukan funding langsung selama 6 bln adalah 8,125% ? padahal BE= 8,20% , 8,27% dan 8,34% lebih besar dari 8,125% ?. Apa patokkannya sehingga dapat membuat kesimpulan seperti itu ?. Mohon pencerahan karena saya tidak mengerti. Terima Kasih.

Unknown mengatakan...

mencari Net Interest Margin, 900.000 itu berasal darimana ya?

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
 
Purna Ismail Design by: Yanmie at Permata Hatiku Blinking Hello Kitty Angel