I.
DEFINISI DAN TUJUAN
Gap adalah selisih atau perbedaan antara Rate
Sensitive Asset (RSA) dan Rate Sensitive Liabilities (RSL).
Tujuannya : mempersempit kesenjangan antara RSA dan RSL,
karena gap antara RSA dan RSL akan berdampak pada net interest margin.
Gap
Management adalah :
1.
Pengaturan
gap karena adanya kenaikan dan penurunan asset yield dan liability cost rates
yang dipengaruhi oleh naik turunnya market rates yang pada gilirannya akan
mempengaruhi pendapatan.
2.
Pengaturan
gap yang disebabkan oleh tingkat sensitivitas dari masing-masing pos aset
maupun masing-masing pos liabilities yang berbeda-beda.
Gap management sangat penting karena saat ini
perbankan berhadapan dengan volatilitas suku bunga yang tinggi (interest rate
risk). Resiko suku bunga adalah suatu resiko yang tidak dapat dihindari dan
merupakan suatu masalah yang harus dicarikan solusinya sehingga resiko kerugian
bisa diminimalisir. Oleh sebab itu, manajemen sangta membutuhkan suatu sistem
yang berfungsi untuk memonitoring dan mengontrol pergerakan suku bunga yang
sensitif.
II.
CARA MEMPERSEMPIT GAP
a. Duration Analysis, yaitu analisis terhadap
periode (jangka waktu) antara rate sensitive assets dengan rate sensitive
liabilities.
b. Melakukan hedging :
·
Transaksi
interest rate swap
·
Transaksi
Options
·
Future
Financial Market atau Kontrak Berjangka
·
Forward
dengan menggunakan Future Rate Agreement
a.
Sensitives Assets
penggolongan aset dengan jangka waktu
penempatan yang relatif pendek. Akibatnya perubahan suku bunga berpengaruh
langsung pada kelompok aset ini. Bila penempatan aset lebih dari satu tahun dan
menggunakan fixed rate, maka dikelompokkan ke dalam Fixed Rate Asset.
Rate sensitive assets, misalnya adalah :
1)
Secondary Reserve : Call Money Placement, Surat Berharga
Pasar Uang (SBPU), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Saham/obligasi
2)
Short-term Loan, yaitu kredit yang diberikan dengan jangka
waktu kurang dari 1 tahun seperti Kredit Modal kerja (KMK), atau kredit cerukan
untuk menutup saldo rekening nasabah yang kalah clearing.
b. Fixed
Rate Assets, terdiri
atas :
1)
Long-term Loan, yaitu kredit yang diberikan dengan jangka
waktu lebih dari 1 tahun. Misalnya Kredit Investasi.
2)
Investment/Participation, yaitu penyerahan baik langsung atau tidak
langsung, dimana surat berharga dalam investasi ini tidak untuk diperdagangkan,
tetapi digunaka untuk tujuan investasi jangka panjang.
IV.
PENGELOMPOKKAN BANK LIABILITIES
Penggolongannya didasarkan atas krtiteria
penarikan dan jangka waktu (maksimal 1 tahun).
a. Variable
Rate Liabilities
Diantaranya : Giro, Demand On Call (DOC),
Tabungan, Simpanan berjangka sampai dengan 12 bulan, Kewajiban segera lainnya,
Call Money atau SBPU
b. Fixed
Rate Liabilities, terdiri
atas :
- Simpanan berjangka lebih dari 12 bulan
- Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI)
- Dana sendiri
Catatan :
Penetapan atas bunga yang wajar dapat
dilakukan dengan cara sbb :
1)
Interest
differential approach
2)
Real
interest rate approach
3)
Open market
approach
4)
Pasar, yaitu
tingkat bunga yang ditawarkan oleh bank lain
5)
Kebutuhan
bank akan dana
Interest
differential approach
Pendekatan dengan menggunakan perbandingan
suku bunga yang berlaku di dalam dan di luar negeri.
Contoh :
USD Libor 3 bulan : 3,37%
Perkiraan depresiasi Rp/USD : 4,48%
Jumlah :
7,85%
Margin (asumsi) : 2,00%
Jumlah :
9,85%
Pajak 15% : 1,74%
Tingkat bunga : 11,59%
Real
interest rate approach
Pendekatan ini menggunakan tingkat inflasi
dan Gross Domestic Product (GDP )
yang menunjukkan penurunan/panguatan nilai uang dan kegairahan/kelesuan
investasi di suatu negara.
Contoh :
Jika tingkat inflasi suatu negara adalah
6,75% dan tingkat GDPnya 5,50% maka besarnya tingkat bunga wajar
adalah 11,25%.
Open market
approach
Yaitu penetapan suku bunga dengan menggunakan
pendekatan yang mengacu kepada suku bunga deposito yang berada diantara SBI
rate dengan SBPU rate.
Contoh :
Jangka Waktu
|
SBI rate
|
SBPU rate
|
Suku Bunga Deposito Yang Wajar
|
1 bulan
|
10,50 – 11,00
|
11,50 – 12,00
|
+ 11,25%
|
3 bulan
|
10,00 – 11,50
|
12,00 – 12,50
|
+ 11,50%
|
6 bulan
|
11,50
|
12,25 – 12,75
|
+ 12,00%
|
12 bulan
|
11,50
|
12,25 – 12,75
|
+ 12,00%
|
V.
POSISI GAP
a. Posisi
Zero Gap
Terjadi bila jumlah (dalam uang) aktiva yang
mengandung unsur² sensitif terhadap perubahan suku bunga sama dengan jumlah
pasiva yang sensitif terhadap perubahan suku bunga
RSA/RSL = 1
b. Posisi
Positive Gap
Terjadi bila jumlah (dalam uang) aktiva yang
mengandung unsur² sensitif terhadap perubahan suku bunga lebih besar dari
jumlah pasiva yang sensitif terhadap perubahan suku bunga
RSA/RSL > 1
c. Posisi
Negative Gap
Terjadi bila jumlah (dalam uang) aktiva yang
mengandung unsur² sensitif terhadap perubahan suku bunga lebih kecil dari
jumlah pasiva yang sensitif terhadap perubahan suku bunga
RSA/RSL < 1
VI.
DAMPAK SUKU BUNGA TERHADAP PENDAPATAN
Trend suku bunga dan dampaknya terhadap
pendapatan bunga
Posisi
Trend
|
Suku Bunga
|
Pendapatan
|
Zero Gap
|
Naik
|
Tetap
|
Turun
|
Tetap
|
|
Positive Gap
|
Naik
|
Naik
|
Turun
|
Turun
|
|
Negative Gap
|
Naik
|
Turun
|
Turun
|
Naik
|
Pada zero gap, naik turunnya suku bunga tidak
berdampak pada pendapatan bank.
a. Sulit melakukan matching antara struktur
interest sensitive asset dengan interest sensitive liabilities, karena
kebijakan bank sulit untuk tidak memenuhi keinginan nasabah.
Bila suku
bunga naik, bank akan menerapkan
positive gap strategy dengan cara : meningkatkan rate sensitive assets dan
mengurangi rate sensitive liabilities atau kombinasi keduanya.
Sedangkan
cara menetapkan posisi gap adalah dengan cara menstimulir Borrower atau debitur
untuk membayar bunga dengan floating rate, sedangkan suku bunga deposito
berjangka adalah fixed rate.
b. Gap management mengandung permasalahan yang
sangat komplek, hal ini disebabkan adanya interaksi antara interest rate risk
dengan credit risk atau default risk.
Ini hanya
bisa dilakukan bila bank berhasil menetapkan positive gap dengan membebankan
floating rate pada debitur ketika suku bunga meningkat.
IX. MENENTUKAN BREAK EVEN ANALYSIS
DALAM RANGKA MEMAKSIMUMKAN RETURN
a.
Breakeven Analysis
Contoh :
Jika investor memiliki kelebihan dana kas
selama 6 bulan.
Alternatif penempatan dana yang dapat dilakukan adalah sbb :
a. Langsung selama 6 bulan
b. 1 bulan dan roll-over untuk 5 bulan
berikutnya
c. 3 bulan dan roll-over untu 2 bulan
berikutnya
Tingkat bunga yang berlaku pada saat itu
adalah :
1 bulan : 7,50% p.a
3 bulan : 7,625% p.a
6 bulan : 8,00% p.a
Menempatkan langsung selama 6 bulan, maka akan
diperoleh tingkat bunga 8,00%
Alternatif
A :
Breakeven bila menempatkan dana yang
berjangka waktu 6 bulan dengan cara ditempatkan 1 bulan dan di roll-over untuk
5 bulan berikutnya, langsung selama 6 bulan, maka akan diperoleh tingkat bunga
8,00%
Dengan demikian, jika suku bunga selama 5
bulan di atas 8,049%, ini berarti pemilik dana akan menghasilkan return
tambahan. Namun bila terjadi sebaliknya, maka akan terjadi pengurangan return
tambahan atas dana yang ditampatkan tersebut.
Alternatif B :
b.
Gapping Strategies
Breakeven Analysis dapat juga digunakan untuk
melakukan gapping strategies dalam memaksimalkan return, dengan cara pemberian
kredit selama jangka waktu tertentu sementara sumber dananya dipenuhi dari
berbagai jangka waktu.
CONTOH :
Bank ABC mempunyai loan 6 bulan dengan suku
bunga 8,625 per tahun.
Funding dana ini sangat tergantung pada
proyeksi suku bunga yang akan datang.
Alternatif funding dapat dilakukan dengan
cara sbb :
1. Pinjam untuk
6 bulan langsung
2. Pinjam
kurang dari 6 bulan, misalnya :
- Pinjam
1 bulan, sisanya 5 bulan
- Pinjam
2 bulan, sisanya 4 bulan
- Pinjam
3 bulan, sisanya 3 bulan
Tingkat suku bunga yang berlaku di pasar uang
Antar Bank (PUAB) adalah :
Jangka waktu
|
Bid (%)
|
Offer (%)
|
|
|
|
1 bulan
|
7,375
-
|
7,50
|
2 bulan
|
7,50
-
|
7,625
|
3 bulan
|
7,625
-
|
7,75
|
4 bulan
|
7,75
-
|
7,875
|
5 bulan
|
7,875
-
|
8,00
|
6 bulan
|
8,00
-
|
8,125
|
Catatan :
Bid rate : tingkat bunga dimana quoting bank (price
maker) bersedia menerima simpanan dari bank atau pihak lain.
Offer rate : tingkat bunga dimana quoting bank (price
maker) bersedia meminjamkan simpanan dari bank atau pihak lain.
Bila Bank
ABC membutuhkan dana (borrow) dari market, maka akan dikenakan suku bunga
offer, Jadi bila melakukan funding langsung 6 bulan, maka bunga yang harus
ditanggung adalah 8,125%
Pertanyaan : Hitung Break Even masing-masing funding jika
pinjaman tidak dilakukan selama 6 bulan yaitu 1, 2, dan 3 bulan.
Break
even rate alternatif A (1 bulan pinjaman)
BE = 8,20%
Kesimpulan :
Bila Bank ABC yakin bahwa setelah 1 bulan,
suku bunga 5 bulan berada di bawah 8,20%, maka akan lebih menguntungkan dari pada
pinjam langsung selama 6 bulan.
Break
even rate alternatif B (2 bulan pinjaman)
BE = 8,27%
Kesimpulan :
Bila Bank ABC yakin bahwa setelah 2 bulan,
suku bunga 5 bulan akan turun lebih rendah dari
8,27%, maka akan lebih menguntungkan jika pinjam langsung selama
6 bulan.
Break
even rate alternatif C (3 bulan pinjaman)
BE = 8,34%
Kesimpulan :
Bila Bank ABC yakin bahwa setelah 2 bulan,
suku bunga 5 bulan akan mengalami penurunan lebih rendah dari 8,34%, maka akan lebih baik tidak meminjam langsung
selama selama 6 bulan.
Akan tetapi bila diproyeksikan tingkat bunga
akan lebih tinggi pada bulan-bulan berikutnya, maka sebaiknya pinjam langsung
untuk jangka waktu yang sama dengan loan yang diberikan kepada nasabahnya,
yaitu 6 bulan.
X.
CASE GAP
Gap management dan pengaruh interest rate
sensitivity terhadap performance. Contoh
kasus atas gap.
Diketahui data neraca bank ABC sebagai
berikut :
Aktiva
(Pos-Pos)
|
Jumlah
(Rp)
|
Rate
|
Share
(%)
|
RSA (call money, SBI, SBPU, dll)
|
600.000
|
14%
|
60
|
Fixed rate assets
|
300.000
|
19%
|
30
|
Non Earning Assets
|
100.000
|
0%
|
10
|
Total
|
1.000.000
|
14,1%*
|
100
|
|
|
|
|
RSL (Giro, DOC, Tab, TD, CD)
|
700.000
|
11%
|
70
|
Fixed rate liabilities
|
120.000
|
13%
|
12
|
Non interest bearing liabilities
|
100.000
|
0%
|
10
|
Capital
|
80.000
|
0%
|
8
|
Total
|
1.000.000
|
9,26%*
|
100
|
Catatan :
*Weight average cost/return
Berdasarkan data di atas, hitunglah :
- Net interest income
- Net interest margin
- Posisi gap
Net interest income :
Interest income : 14% x 600.000 = 84.000
19% x 300.000 = 57.000
0%
x 80.000 = 0
Jumlah =
141.000
Total interest income
Interest cost : 11% x 700.000 = 77.000
13% x
120.000 = 15.000
total interest cost = 92.600
Net Interest Income
= 48.400
Net interest margin = (48.400/900.000) x 1005
= 5,38%
GAP = RSA – RSL
= 600.000 – 700.000
= - 100.000
Berdasaran hasil perhitungan di atas,
ternyata RSA lebih kecil dibanding RSL
(-70.000). Ini berarti Posisi Gap dalam kondisi negatif.
KONDISI
I :
Misalnya terjadi interest rate shock, hal itu menyebabkan kenaikan tingkat bunga di
pasar. Dengan demikian baik interest rate untuk sensitive assets dan
liabilities naik sebesar 200 basis point (2%).
Berdasarkan kondisi tersebut akan
mempengaruhi net interest income, net interest margin sbb :
Net Interest Income :
Interest income : 16% x 600.000 = 96.000
19% x
300.000 = 57.000
0% x 80.000 = 0
Total ineterst income
= 153.000
Interest cost : 13% x 700.000 = 91.000
13% x
120.000 = 15.6000
Total interest cost :
= 106.000
Net Interest Income
= 46.400
Net interest margin = (46.400/900.000) x 1005
= 5,16%
Berdasarkan perhitungan di atas, dengan
adanya kenaikan suku bunga mengakibatkan terjadinya penurunan net interest
income, semula Rp48.400 turun menjadi Rp46.400
penurunan pendapatan disebabkan oleh Posisi gap yang Negatif.
KONDISI II :
Karena adanya kenaikan suku bunga sebagaimana
yang terjadi pada kondisi di atas, amaka manajemen memutuskan untuk melakukan
portfolio adjustment sbb :
- RSA naik menjadi 700.000
- Non earning assets turun 50.000
- Fixed rate assets turun
menjadi 250.000
Berdasarkan kebijakan sesuai dengan data di
atas, maka akan berpengaruh pada posisi gap dan net interest income menjadi
sbb :
Gap = 700.000 – 700.000 = 0
Net interest income :
Interest income : 16% x 700.000 = 112.000
19% x
250.000 = 47.500
0%
x 80.000 = 0
Total interest
income =
159.500
Interest cost : 13% x 700.000 = 91.000
13% x 120.000 = 15.600
Total interest cost =
106.600
Net Interest Income
= 52.900
Net interest margin = (52.900/950.000) x 100%
= 5,57%
Dengan danya perubahan strategi gap tersebut,
mengakibatkan posisi gap menjadi 0, karena RSA dibanding RSL = 1, sedangkan net
ineterst income naik menjadi Rp52.900,-
KONDISI
III :
Terjadi perubahan sebagai akibat perubahan
suku bunga menyebabkan market forces counter
balance menjadi :
RSL naik menjadi 770.000
Non interest bearing liabilities turun 50.000
Fixed rate liablities turun menjadi 100.000
Perubahan komposisi tersebut di atas akan
berpengaruh terhadap posisi gap dan net interest income menjadi :
GAP = 700.000 – 770.000 = - 70.000
Net interest income :
Interest income : 16% x 700.000 = 112.000
19% x
250.000 = 47.500
0% x
80.000 = 0
Total interest
income = 159.500
Interest cost : 13% x 700.000 = 91.000
13% x 100.000 = 13.000
Total interest cost
= 113.100
Net Interest Income
= 46.400
Net interest margin = (46.400/950.000) x 100%
= 4,88%
2 komentar:
Selamat malam, saya ingin bertanya di bagian perhitungan Break Even. Di bagian kesimpulan , ketika suku bunga berada di bawah BE=8,20% maka lebih menguntungkan dari pada pinjam langsung selama 6 bulan. Kemudian, ketika suku bunga 5 bulan akan turun lebih rendah dari 8,27%, maka akan lebih menguntungkan jika pinjam langsung slma 6 bulan. Dan , ketika suku bunga 5 bln akan mengalami penurunan lebih rendah dari 8,34% maka akan lebih baik tidak meminjam langsung slama 6 bln. Pertanyaannya, kok kesimpulannya beda-beda, sedangkan suku bunga yang akan ditanggung jika melakukan funding langsung selama 6 bln adalah 8,125% ? padahal BE= 8,20% , 8,27% dan 8,34% lebih besar dari 8,125% ?. Apa patokkannya sehingga dapat membuat kesimpulan seperti itu ?. Mohon pencerahan karena saya tidak mengerti. Terima Kasih.
mencari Net Interest Margin, 900.000 itu berasal darimana ya?
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* : 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar